Analisis Pemuaian pada Alternatif Penggunaan Tepung Kulit Pisang*

*Oleh Siti Ernawati, S.Pd, Guru IPA MTs Nurul Huda Pagedongan

Abstrak

Buah pisang adalah salah satu makanan favorit orang Indonesia, selain murah dan mudah didapat, pohon pisang juga mudah ditanam tanpa perawatan khusus. Buah pisang kaya akan karbohidrat dan berbagai vitamin yang baik untuk tubuh. Pemanfaatan buah pisang sudah sangat banyak namun masih jarang yang mampu memanfaatkan kulitnya dan kebanyakan kulit pisang hanya dibuang menjadi limbah rumah tangga, sehingga pada penelitian ini kami mencoba memanfaatkan kulit pisang sebagai tepung kulit pisang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis data berupa analisis komparatif/perbandingan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada tepung kulit pisang tidak terjadi pemuaian dan viskositas tepung kulit pisang lebih kecil dari pada viskositas tepung terigu. 

Kata Kunci: tepung kulit pisang, pemuaian, viskositas

PENDAHULUAN

Sampah organik menjadi salah satu permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat. Pengelolaan sampah yang kurang, menyebabkan menumpuknya sampah-sampah di TPA (tempat pembuangan akhir). Salah satu sampah organik yang sering ditemukan adalah sampah kulit pisang. Dari masalah tersebut muncul pertanyaan bagaimana solusi yang bisa dilakukan untuk mengurangi banyaknya sampah kulit pisang.

Berbagai solusi telah banyak dilakukan oleh masyarakat. Salah satunya dengan pengolahan kembali sampah kulit pisang menjadi alternatif tepung sehingga dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu dan sebagainya. Secara umum, kulit pisang memiliki kandungan gizi yang cukup banyak. Terdiri dari mineral, vitamin, karbohidrat, protein, lemak, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian hasil analisis kimia oleh Munadjim tahun 1998, komposisi kulit pisang adalah air 69,8%, karbohidrat 18,5%, lemak 2,11%, Protein 0,32%, kalsium 715mg/100g, fosfor 117 mg/100g, zat besi 1,6 mg/100g, vitamin b 0,12 mg/100g, vitamin c 17,5 mg/100g. Kandungan karbohidrat pada kulit pisang sebesar 18,50% menyebabkan kulit pisang dapat digunakan sebagai pengganti sumber pati untuk pembuatan tepung. [1]

Untuk membuktikan bagaimana kualitas tepung kulit pisang, peneliti melakukan percobaan dengan membandingkan antara tepung kulit pisang dengan tepung terigu. Perbandingan dilakukan dengan menganalisis proses pemuaian pada produk yang dihasilkan dari masing-masing tepung. Perbandingan juga dilakukan dengan menganalisis viskositas (kekentalan) dari masing-masing tepung yang dilarutkan dalam air dengan komposisi yang sama.

Pemuaian panas adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas atau berubah volumenya karena terkena kalor. Singkatnya, pemuaian panas adalah perubahan benda yang terjadi karena panas. Pemuaian tiap-tiap benda akan berbeda, tergantung pada suhu di sekitar dan koefisien muai atau daya muai dari benda tersebut. Perubahan panjang akibat panas ini dirumuskan :           (1)

{\displaystyle {\frac {}{}}L_{t}=L_{0}(1+\alpha *\Delta t)}dimana

 {\displaystyle {\frac {}{}}L_{t}}adalah panjang pada suhu t,

{\displaystyle {\frac {}{}}L_{0}}  adalah panjang pada suhu awal,

  {\displaystyle {\frac {}{}}\alpha }adalah koefisien muai panjang / kofisien muai linier, dan

 {\displaystyle {\frac {}{}}\Delta t}adalah besarnya perubahan suhu.

Suatu benda akan mengalami muai panjang apabila benda itu hanya memiliki (dominan dengan) ukuran panjangnya saja. Muai luas terjadi pada benda apabila benda itu memiliki ukuran panjang dan lebar, sedangkan muai volum terjadi apabila benda itu memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi.

   (2){\displaystyle {\frac {}{}}A_{t}=A_{0}(1+\beta *\Delta t)}

dimana

{\displaystyle {\frac {}{}}A_{t}}  adalah luas (Area) pada suhu t,

{\displaystyle {\frac {}{}}A_{0}} adalah luas pada suhu awal,

{\displaystyle {\frac {}{}}\beta }β (2 kali {\displaystyle {\frac {}{}}\alpha }α) adalah koefisien muai luas, dan

{\displaystyle {\frac {}{}}\Delta t}  adalah besarnya perubahan suhu.

Dan untuk perubahan volum:

     (3)

{\displaystyle {\frac {}{}}V_{t}=V_{0}(1+\gamma *\Delta t)}dimana

 {\displaystyle {\frac {}{}}V_{t}}adalah volum pada suhu t,

 {\displaystyle {\frac {}{}}V_{0}}adalah volum pada suhu awal,

 {\displaystyle {\frac {}{}}\gamma } (3 kali {\displaystyle {\frac {}{}}\alpha }α) adalah koefisien muai volum, dan

{\displaystyle {\frac {}{}}\Delta t}  adalah besarnya perubahan suhu [2]

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah “Ketebalan” atau “pergesekan internal”. Oleh karena itu, air yang “tipis”, memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang “tebal”, memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut. Dalam penelitian ini akan dilihat perbandingan tingkat viskositasnya dengan pengukuran. [3]

Penelitian ini dibuat dengan latar belakang tersebut. Peneliti berkeinginan melakukan penelitian terhadap kualitas tepung kulit pisang sebagai alternatif tepung lain. Selain itu agar kita lebih memahami tentang konsep pemuaian dan viskositas dalam kehidupan sehari-hari.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis data berupa analisis komparatif/perbandingan. Menurut Sugiyono metode kualitatif adalah analisis berupa kalimat, kata atau gambar. Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan.[4]

Penelitian dilaksanakan di Patak Banteng, Kejajar, Wonosobo. Adapun waktu penelitiannya dimulai pada bulan Mei sampai bulan Juni. Langkah penelitian dimulai dari observasi lingkungan, pembuatan tepung kulit pisang, hingga eksperimen perbandingan.

Observasi lingkungan dilakukan dengan mencari pedagang pisang goreng untuk mendapatkan kulit pisang yang sudah tidak terpakai. Pembuatan tepung kulit pisang diawali dengan mencuci kulit pisang yang sudah terkumpul, kemudian dipotong-potong ukuran kecil, dijemur hingga kering selama beberapa hari, setelah kering kemudian dihaluskan menggunakan blender, kemudian disaring agar mendapatkan butiran tepung yang halus.

Tepung kulit pisang yang sudah disaring dicampur telur satu butir dan air dengan perbandingan tepung : air = 3 : 2. Kemudian adonan tepung dicetak menggunakan cetakan, setelah itu digoreng dengan minyak yang sudah panas dalam wajan. Setelah adonan dirasa cukup matang kemudian diangkat dan ditiriskan.  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum penelitian dilakukan, tepung kulit pisang dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Kulit pisang dikumpulkan
  2. Kulit pisang dicuci bersih dan dipotong kecil
  3. Potongan kulit pisang dijemur hingga kering

Gambar 1. Proses penjemuran kulit pisang

  • Setelah kering, potongan kulit pisang dihaluskan menggunakan blender
  • Hasil yang sudah jadi, diayak agar mendapatkan tepung yang halus

Gambar 2. Kulit pisang yang sudah dihaluskan

Setelah tepung kulit pisang jadi, dilanjutkan percobaan untuk analisis pemuaian. Tepung kulit pisang dibandingkan dengan tepung terigu dengan cara mengolahnya kemudian digoreng. Hasil penelitian menunjukan bahwa adonan tepung kulit pisang yang sudah digoreng tidak terjadi pemuaian dan setelah dibandingkan dengan adonan tepung terigu yang sudah digoreng hasilnya sama yaitu kedua tepung tersebut tidak terjadi pemuaian.

Gambar 3. Adonan sebelum digoreng

Gambar 4. Adonan setelah digoreng

Kemudian untuk analisis viskositas dari  larutan tepung kulit pisang dan tepung terigu dilakukan dengan menmbandingkan waktu mengalirnya kedua larutan tersebut dari satu tempat ke tempat lain. Hasilnya tepung terigu memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan tepung kulit pisang. Maka dapat dikatakan bahwa viskositas tepung kulit pisang lebih kecil daripada tepung terigu.

PENUTUP

Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemuaian merupakan bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor dan viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar atau kecilnya gesekan di dalam fluida. Dari hasil penelitian analisis pemuaian pada alternatif tepung kulit pisang kurang efektif karena pada percobaan yang dilakukan tepung kulit pisang tidak mengalami pemuaian  dan viskositas yang dihasilkan tepung kulit pisang   lebih kecil daripada tepung terigu.     

DAFTAR PUSTAKA

[1] Triyuni, Hikmatun.2014.Eksperimen Penggunaan Tepung Kulit Pisang dalam Pembuatan Nugget Tempe.Food Science and Culinary Education Journal.

[2] Wikipedia.https://id.wikipedia.org/wiki/Pemuaian. Diakses pada 27 Juni 2019

[3]Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Viskositas. Diakses pada 27 juni 2019

[4] Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Yuk Share Ke Semua Orang